Selasa, 14 Desember 2010


ILMU SOSIAL DASAR
Interaksi Sosial dalam lingkungan masyarakat di bidang IT






















Simak
Nama: Andre Hardian Faisal
NPM: 50410725
Kelas: 1IA09Simak



UNIVERSITAS GUNADARMA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Interaksi Sosial dalam lingkungan masyarakat di bidang IT” yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu social dasar.
Kami  mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu kami  agar dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami yakin tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, karya tulis ini tidak akan terwujud.
Selama proses pengumpulan data hingga akhirnya sampai pada penyusunan makalah, kami menyadari masih banyak kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun semangat kami harapkan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi kita semua.


                                                                                                Depok, Desember 2010
                                     Penulis


              Andre Hardian Faisal




DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..ii
I.        Pendahuluan…………………………………………………………………………………..1                       
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………………….
1.2  Tujuan……………………………………………….……………………………………..

II.    Pembahasan……………………………………………………………………………………2
1.1. Runtuhnya Citra Pendidikan……………………………………………………………….
1.2. Memanfaatkan budaya popular…………………………………………………………….

III. Penutup………………………………………………………………………………………..5
1.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………
1.2 Saran………………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………..6













BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Teknik Informasi adalah Seperangkat alat yang membantu kita bekerja dengan menggunakan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemprosesan informal dan selain itu teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi computer (perangkat keras dan perangkat lunaknya saja) yang digunakan untuk memproses dan penyimpan informasi, yang untuk melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untik mengirimkan informasi..

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
·         Membentuk sikap positif terhadap hubungan social masyarakat dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta menganggungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
·         Meningkatkan kesadaran tentang terapan hubungan social masyarakat yang dapat bermanfaat serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
·         Permasalahan kehidupan baik social,politik maupun pertahanan keamanan.
·         agar mahasiswa di Teknik Informatika menjadi mahasiswa yang sadar akan keragaman dan kesetaraan manusia sebagai makhluk individu dan makluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat,serta guna menumbuhkan sikap kritis,peka dan arif dalam memahami dan memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika,etika,moral.






BAB II
PEMBAHASAN
Mendiknas dan pemerintah sangat dapat menanggapi tersebarnya video porno yang sampai ke ujung negeri. Unutk kali ini Mendiknas tak setuju dengan pendidikan seks dan, kedua,untuk meminta kepada semua kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk setiap saat mengadakan razia isi telepon seluler/ handphone para siswa karena khawatir dengan penyebaran video porno tersebut. Di karenakan bisa merusak masa depan anak bangsa kita sendiri yang telah berkembangnya video porno tersebut. Di tengah ketidakmampuan birokrasi dan para guru kita dalam mendesain dan mengajarkan dokumen tertulis kurikulum secara benar, kasus video porno jelas merupakan peringatan terhadap jajaran Kemendiknas untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mendistribusi kebutuhan virtue terhadap setiap mata ajar yang dipelajarisiswa di sekolah.

Dengan perkembangan teknologi informasi di zaman sekarang, yang tak mungkin dibendung, jenis kebijakan tentang pendidikan melalui TV dan film tampaknya perlu dipikirkan dengan benar. Jika kita meyakini bahwa pendidikan merupakan sebuah cara paling kuat untuk mengubah struktur budaya pikr masyarakat, yang merupakan kebutuhan untuk menggunakan media massa seperti TV, film, internet, dan surat kabar/majalah dalam rangka menjaga proses terjadinya transplantasi budaya secara benar adalah imperative. Selain itu, kebijakan tentang jenis tayangan yang salah akan mempercepat terjadinya proses inflitrasi budaya satu ke budaya lainnya secara intensif dan dapat menyebabkan terjadinya penghapusan budaya (cultural genocide) secara perlahan-lahan.

Keruntuhan citra pendidikan

      Jelas sekali beredarnya video porno artis merupakan tamparan hebat terhadap citra pendidikan di Tanah Air. Tak tahu di mana mereka dulu bersekolah, jika memang benar pelakunya adalah artis yang diduga ternama. Hal itu menunjukkan adanya sikap hidup hedonis dan rendahnya moralitas artis akibat pendidikan yang salah atau pergaulan yang bebas dalam lingkungan artis yang bisa jadi merupakan salah satu penyebabnya. Artis yang melaui teknologi informasi, bukan saja menjadi faktor pendorong runtuhnya moralitas anak muda, melainkan sekaligus merupakan korban dari arus teknologi informasi yang tanpa kontrol. Meskipun kita telah memiliki undang-undang tentang pornografi dan teknologi informasi, paradigma perkembangan teknologi informasi dan kapitalisasi ekonomi dalam kebijakan tayangan televisi dan peredaran film jelas harus dicermati secara saksama oleh para pengambil kebijakan bidang pendidikan di Indonesia. Sebagai basis pendidikan massal paling efektif, tayangan televisi, film dan penggunaan internet memiliki peluang untuk mengubah tatanan budaya bangsa yang dikenal santun dan beradab ke arah yang kurang beradab dan tak mengenal tata krama. Dighe (2000) mengisyaratkan baik konten maupun rancangan program tayangan dalam bentuk film, video, dan musik bisa jadi merupakan manifestasi dan justifikasi superioritas budaya tertentu yang belum tentu semuanya baik.


Hasil riset menunjukkan dampak tayangan televisi, film, dan penyebaran video porno melalui internet juga menambah terjadinya praktik kekerasan, mistisisme, dan hura-hura ala sinetron. Bahkan jika semua fakultas psikologi di Indonesia mau dengan sukarela meriset kondisi mental siswa-siswi di sekolah, pastilah akan didapati banyak sekali anak usia sekolah yang mengalami depresi dan sakit jiwa. Bahkan dalam bahasa seorang sutradara Peter Weir, sebagai toxic culture, sebuah tayangan yang terlalu memamerkan kekerasan dan erotisme sangat tidak mendidik dan dapat menyebabkan kriminalitas di usia muda meningkat, egoisme tambah menjadi-jadi, bahkan juga dapat merusak lingkungan dan budaya sekolah ke arah yang tidak sehat .Ketika zaman televisi masih dimonopoli TVRI, mungkin peran pendidik (gurudan orang tua) tak terlalu berat dan melelahkan. Di samping jenis tayangan memang masih terbatas, bentuk tayangan juga masih mempertimbangkan aspek budaya lokal tiap daerah di Indonesia. Tayangan Si Unyil, drama Losmen, dan serial Aku Cinta Indonesia (ACI) begitu digemari dan menjadi rujukan para guru di sekolah dan orang tua di rumah.

Dapat dibayangkan betapa berat dan sulitnya para guru dan orang tua untuk berlomba kreativitas dengan tayangan elektronik ini. Karena itulah, beberapa hasil riset tentang kekhawatiran pengaruh tayangan berbasis teknologi informasi terhadap pendidikan merekomendasikan langkah-langkah metodologis proses belajar - mengajar agar menggunakan pendekatan holistik, pro-active social skills seperti resolusi konflik dan metode cooperative learning. Jika hal itu lalai dibangun, keruntuhan citra pendidikan di Indonesia akan semakin menjadi-jadi; tidak hanya kerusakan di bidang akademis, tetapi dalam waktu bersamaan juga terjadi kerusakan moral secara masif.

Memanfaatkan budaya popular

      Adalah naif dan tidak mungkin rasanya menolak budaya populer dan trend setter gaya hidup serbahedonis yang setiap hari secara terbuka ditayangkan dalam bentuk film, musik, video, dan komik atau majalah. Yang paling mungkin dilakukan adalah menghidupkan kesadaran kritis para pendidik untuk memaksimalkan bentuk-bentuk tayangan tersebut sebagai tools dalam proses belajar-mengajar. Keberanian untuk menggunakan berbagai macam jenis tayangan sebagai bahan ajar juga harus dikembangkan sedemikian rupa, bahkan termasuk mendiskusikan hal-hal yang tabu seperti masalah seks dan kekerasan. Harus kita yakini bahwa tayangan baik dalam bentuk film, video, musik, maupun komik atau fiksi terpilih dan pantas secara sadar harus mampu digunakan para guru dalam proses belajar-mengajar.

      Sebagai salah satu bentuk pemikiran bergerak yang secara langsung dapat merefleksikan dunia nyata, film dapat merangsang siswa untuk mendiskusikan banyak sekali isu tentang ras, kelas, gender, kekerasan, dan orientasi seksual manusia. Karena itu, menggunakan film sebagai salah satu bahan ajar merupakan jawaban bagi para siswa yang menggemari budaya populer, tetapi dilakukan secara terbimbing di ruang kelas. Jika hal itu dilakukan, biasanya siswa akan terlihat berani untuk menganalisis isi film dari beragam perspektif, bahkan bisa jadi mereka memiliki pandangan-pandangan yang unik menurut pengalaman masing-masing. Diskusi film selalu merupakan cara yang efektif untuk melihat reaksi siswa dalam menyikapi sebuah peristiwa dan mengambil virtue yang secara kolektif biasanya akan lebih mudah dilakukan..

Kebiasaan dan perilaku melarang para guru terhadap siswa untuk tidak melihat film dan video sebenarnya, yang lebih akan membuat siswa menjadi penasaran terhadap video dan film tersebut. Tetapi jika itu dilakukan secara bersama-sama dengan guru dan teman mereka, proses berpikir kritis pun akan terlatih. Yang paling baik adalah kemauan guru untuk melakukan browsing bersama siswanya dalam mencari film dan video pembelajaran melalui internet, misalnya. Jutaan film setiap hari dirilis ke dalam internet, akan tetapi jika hal itu diniatkan sekaligus digunakan untuk tujuan pembelajaran, bisa dipastikan anak-anak akan senang untuk berbagi perspektif. Apalagi jika guru lebih kreatif, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter bahkan bisa dijadikan sebagai medium e-learning yang dikemas untuk pola belajar tak langsung atau jarak jauh (distance learning).

Sebagian, kemampuan guru dalam penguasaan teknologi informasi juga merupakan tuntutan yang tidak bisa dihindarkan dalam kebijakan pendidikan kita. Selain itu, dalam rangka mengimbangi budaya populer yang semakin menggila, sekolah perlu dilengkapi dengan perpustakaan digital yang mampu mengakses jutaan sumber belajar yang berserakan di dunia maya. Masalah baru yang muncul dan dihadapi otoritaspendidikan kita adalah mahalnya perangkat digital sekolah dan sulit untuk  melatih guru untuk menggunakan teknologi informasi sekarang. Belum lagi tantangan dari cara pandang tradisional yang masih menganggap teknologi informasi sebagai bentuk berhala baru oleh karena itu, sedapat mungkin harus dihindari. Sikap mental guru/pendidik seperti itu malah tidak akan menguntungkan dunia pendidikan kita. Karena itu, dibutuhkan mentalitas dan kapasitas akademis guru yang selalu ingin belajar, terutama dalam membina sisi afektif dan psikomotorik siswa-siswi mereka.



















BAB III
PENUTUPAN

1.1 Kesimpulan
Dalam Penulisan Makalah ini, saya dapat menyimpulkan makalah ini, bahwa pendidikan itu yang paling terpenting dan rentan. Dikarenakan  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
1.2 Saran
      Saran saya seharusnya, sebagai orang tua harus mewaspadai perkembangan teknologi dan informasi pada zaman sekarang,dikarena bisa mengakibatkan dampak buruk bagi anak bangsa ini.


DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar